Photo by Zach Vessels on Unsplash

           Pada dasarnya, dalam ajaran Islam perbuatan rasisme merupakan suatu hal yang dilarang. Islam sangat menentang sikap membeda-bedakan manusia khususnya hanya karena perbedaan ras dan warna kulit semata. Semua manusia setara kedudukannya, yang membedakan hanyalah ketakwaannya kepada Allah SWT. Hal tersebut telah disampaikan oleh Rasulullah SAW di dalam hadits :

           “Semua manusia adalah dari Adam dan Hawa, seorang Arab tidak memiliki keunggulan atas non-Arab maupun non-Arab memiliki keunggulan apa pun lebih dari Arab, juga putih memiliki keunggulan dari kulit hitam, juga tidak hitam memiliki keunggulan apa pun lebih putih kecuali dengan ketakwaan dan tindakan yang baik” (HR. Ahmad)

           Bisa kita lihat kisah-kisah dari para sahabat Nabi SAW, banyak dari kalangan sahabat yang berkulit hitam justru sudah dijamin masuk ke dalam surga, karena warna kulit tidak menjamin bertakwa atau tidaknya seseorang.

           Salah satunya adalah sahabat Bilal bin Rabah yang merupakan seorang berkulit hitam, perawakannya kurus tinggi, dan sedikit bungkuk serta memiliki rambut lebat. Ia merupakan budak dari seorang pemuka kaum Quraisy yang bernama Umayah bin Khalaf, yang kemudian dimerdekakan oleh sahabat Abu Bakar R.A.

           Namun, Nabi tidak mempersoalkan status Bilal sebagai bekas budak maupun karena perbedaan warna kulitnya, ia justru dipercaya menjadi muadzin oleh Rasulullah. Bahkan hingga kini, nama Bilal identik dengan seorang juru adzan karena Bilal-lah yang pertama kalinya mengumandangkan adzan. Kisahnya yang fenomenal dengan akidah yang kuat tidak akan lekang dimakan zaman. Bilal telah menjadi manusia yang mulia yang mana suara sandalnya sudah terdengar di surga.

           Sahabat Nabi yang berkulit hitam lainnya adalah Ummu Aiman. Ia merupakan pelayan Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah dari Nabi. Beliau termasuk dalam daftar sahabat-sahabat yang awal masuk Islam ketika Nabi Muhammad SAW berada di kota Mekkah.

           Sahabat Nabi yang juga salah satu orang yang pertama masuk Islam ketika Rasulullah di Mekkah adalah Mihja’ bin Salih. Ia merupakan budak kulit hitam yang dibebaskan oleh Umar bin Khattab dan memiliki keistimewaan di antara para sahabat Rasulullah saw. karena merupakan orang yang pertama syahid dalam perang badar tahun 2 Hijriyah.

           Adapun sahabat yang berkulit hitam berasal dari Anshar, salah satunya, adalah Sa’ad al-Aswad as-Sulami. Ia pernah bertanya kepada Nabi apakah ia bisa masuk surga walau posisinya rendah di kalangan umat Islam. As-Sulami meninggal dalam pertempuran dalam keadaan syahid. Nabi SAW menangisinya sambil memegangnya di pangkuan beliau.

           Demikianlah empat kisah sahabat Rasulullah berkulit hitam, namun memiliki derajat yang sangat mulia. Kisah mereka merupakan bukti nyata bahwa Nabi Muhammad SAW membawa ajaran yang sama sekali menentang tindakan rasisme, bahwa tidak ada rasisme dalam Islam.

Wallahu a’lam bishowab

2 Thoughts to “Rasisme dan Islam”

  1. This article opened my eyes, I can feel your mood, your thoughts, it seems very wonderful. I hope to see more articles like this. thanks for sharing.

    1. adminibs

      We are overjoyed that this article has proven to be valuable to you. 😇🙏
      Please continue to lend us your unwavering support as we consistently deliver the finest content.

Comments are closed.