Photo by Ramandhani Nugraha on Unsplash

Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akar-akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia.

[Ir. Soekarno]

           Kalimat dari presiden pertama RI, Bapak Ir. Soekarno sudah sangat merefleksikan bagaimana pemuda memiliki peran penting. Pemuda sebagai agent of change, sejatinya merupakan tonggak pembaharuan untuk memperbaiki apa yang perlu diperbaiki. Pemuda dengan pemikirannya yang kritis dan memiliki ide-ide yang kreatif akan mampu memunculkan Kembali Gerakan-gerakan yang alternatif. Sejak era Bung Karno, pemuda telah berperan aktif pembangunan, kemajuan negara dan perbaikan nasib bangsa ke arah yang lebih baik.

           Kemerdekaan hari ini tidak terlepas dengan peran para pemuda Islam, baik itu mahasiswa, pelajar, santri atau di luar dari klasifikasi tersebut jika dilihat dari pandangan sejarah, peran pemuda Islam sangat penting dalam merebut kemerdekaan dari penjajah imperialis dan kolonialis.

           Pemuda dengan segala potensinya, merupakan aset bangsa yang sangat berharga, karena sejatinya peran pemuda selalu dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan, tak kecuali ranah politik. Pemikiran kritis, kreatif dengan cita rasa idealisme dapat menjadi bumbu yang bisa digunakan sebagai alarm untuk mengawal praktik demokrasi di tengah masyarakat, salah satunya saat pemilihan umum ataupun pemilihan kepala daerah.

           Tapi ironisnya, pemuda Islam saat ini seakan begitu anti dengan politik, bagaimana tidak? Mindset mereka terhadap politik telah sangat negatif, apalagi ditambah dengan pengaruh media yang selalu menyajikan praktik-praktik politik dalam negeri yang penuh intrik dan kesan negatif. Hal inilah yang menyebabkan pemuda Islam menjauh dan menarik diri dari ranah politik.

           Padahal, peran pemuda Islam dalam ranah politik amat sangat dibutuhkan. Pemuda Islam dibutuhkan sebagai pengawal undang-undang yang memihak Islam. Membela dan mewujudkan aspirasi umat Islam di kancah politik dan pemerintahan.  Terlebih lagi , pemuda di kenal sebagai agen perubahan. Seharusnya kita dapat membawa posisi umat Islam agar tak lagi disudut-sudutkan di ranah politik. Tetapi membawa umat Islam mendominasi segala kebijakan yang berlaku di negeri ini.

           Maka dari itu jangan heran apabila tahun-tahun terakhir ini, posisi umat Islam selalu disudut-sudutkan. Banyak undang-undang yang dibuat untuk melemahkan posisi umat Islam. Banyak kasus yang melukai hati umat Islam tampak tak ditangani dengan serius, bahkan seolah-olah tak terjadi. Juga kebijakan-kebijakan perekonomian yang hanya menguntungkan kaum konglomerat, bukan rakyat biasa yang bahkan tak tahu menahu soal sistem perekonomian.

           Oleh karena itu, sebagai para pemuda Islam Indonesia jangan anti terhadap politik! Karena nasib umat Islam dan bangsa ini berada ditangan pemudanya. Jika bukan umat Islam yang berada dalam dunia perpolitikan lalu siapa lagi?. Apa kita akan membiarkan orang-orang yang benci terhadap Islam menduduki dunia politik dan membiarkannya memanfaatkan itu untuk menyudutkan kita? Mengobok-obok undang-undang demi kepentingan asing?

           Bukankah Allah SWT telah berfirman, bahwa “Dia tidak akan merubah nasib suatu kamu jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya?”. Pemuda sebagai agen perubahan, dapat memberikan warna baru  untuk perpolitikan di negeri Indonesia. Kalau bukan kita lalu siapa lagi?. Bukankah pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan?.

Wallahu a’lam bishowab