Dauroh Al Quran Santri Pesantren Hidayatullah Yogyakarta

Dalam rangka mendorong semangat dan motivasi santri tahfidz khash, Pesantren Hidayatullah Yogyakarta menggelar kegiatan luar biasa, “Daurah Ziyadatu Hifzhil Quran Wal Itqan.” Kegiatan ini bertujuan untuk menggerakkan semangat dan motivasi santri tahfizh khash dalam menghafal Al-Quran secara mutqin dan bersanad.

Dalam kegiatan yang dikhususkan bagi santri Tahfidz Khash ini, pesantren menekankan pentingnya ketuntasan hafalan Al-Quran bulanan bagi santri yang belum mencapai target serta memutqinkan hafalan bagi yang sudah mencapainya. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mendorong semangat belajar dan kecintaan terhadap Al-Quran, serta meningkatkan prestasi santri dan madrasah dalam bidang Al-Quran.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, pesantren berupaya mengikat tali ukhuwah di antara santri tahfizh khash, sehingga semangat dan solidaritas dalam mengikuti program bisa lebih terjaga. Dengan berlandaskan dalil dari hadits, pesantren menegaskan pentingnya belajar Al-Quran dan mengajarkannya kepada orang lain sebagai tanda kebaikan.

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari sejak hari Jum’at, 26 Januari 2024 sesuai dengan program kerja Tim Al-Quran tahun pelajaran 2023/2024 semester dua yang telah disusun, dengan dukungan dari berbagai pihak, terutama madrasah. Dengan izin Allah, diharapkan kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan dukungan penuh dari seluruh pihak.

Tentang “Ziyadatu Hifzhil Quran Wal Itqan” dan Pesantren Hidayatullah Jogja

Dalam melaksanakan kegiatan ini, pesantren berkomitmen penuh untuk mengembangkan generasi santri yang tidak hanya berkualitas akademis tetapi juga memiliki kekompakan spiritual yang kokoh. Santri yang terlibat dalam kegiatan ini adalah para tahfidz khash, yang telah mendedikasikan diri secara lebih dalam untuk menghafal Al-Quran dengan mutqin dan bersanad.

Melalui kegiatan “Ziyadatu Hifzhil Quran Wal Itqan”, pesantren bertujuan untuk membentuk generasi yang tidak hanya berkualitas akademis, tetapi juga memiliki kekompakan spiritual yang kokoh. Dengan pembelajaran tahfidz yang terintegrasi dalam kurikulum, pesantren berupaya mencetak para santri yang mumpuni dalam membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan kegiatan ini, Pesantren Hidayatullah Jogja semakin meneguhkan posisinya sebagai salah satu lembaga pendidikan yang peduli dan berkomitmen dalam memajukan pendidikan Islam di Indonesia, khususnya dalam bidang hafalan dan pemahaman Al-Quran.

Al-Quran, Jejak Kecil Menuju Cendekiawan Muslim

Melalui “Daurah Ziyadatu Hifzhil Quran Wal Itqan,” Pesantren Hidayatullah Yogyakarta tidak hanya mencetak tahfidz khash yang handal, tetapi juga menciptakan generasi cendekiawan Muslim yang mencintai dan memahami Al-Quran. Program ini menjadi inspirasi bagi pesantren lain dan membuktikan bahwa pendidikan tahfidz dapat menjadi jejak kecil menuju cendekiawan Muslim yang berkualitas.

Inilah semangat dan kegembiraan yang dirasakan seluruh santri, guru, dan pihak pesantren dalam menggelar “Daurah Ziyadatu Hifzhil Quran Wal Itqan” — sebuah perjalanan cinta Al-Quran yang tak terlupakan.

2 Thoughts to “Ziyadatu Hifzhil Quran Wal Itqan: Kuatkan Cinta Al-Quran”

  1. What is the significance of the program “Ziyadatu Hifzhil Quran Wal Itqan” in strengthening the love for the Quran?

    1. SMI

      The program “Ziyadatu Hifzhil Quran Wal Itqan” holds great significance in strengthening the love for the Quran. By focusing on enhancing the memorization and mastery of the Quran among students, the program instills a deep appreciation and reverence for the holy book. Through regular recitation, reflection, and practice, participants develop a strong bond with the Quran, fostering a lifelong commitment to its teachings. Additionally, the program promotes a sense of community and camaraderie among participants, creating a supportive environment for spiritual growth and development. Overall, “Ziyadatu Hifzhil Quran Wal Itqan” plays a vital role in nurturing a profound love and connection to the Quran among its participants.

Comments are closed.