Pesantren Hidayatullah Jogja Siap Sambut Ramadhan

Ramadhan, bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam, bukan hanya sekadar ritual berpuasa sehari penuh. Kesiapan kita menyambut Ramadhan seharusnya mencerminkan kekhusyukan hati kita, terlebih dalam mempersiapkan dan melatih rasa sabar yang akan mendampingi setiap langkah kita selama bulan suci ini.

Imam Ibn Rajab Al-Hambali mengajarkan bahwa puasa adalah bagian dari kesabaran. Ini mengingatkan kita bahwa Ramadhan tidak sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menguji ketabahan dan kekuatan dalam melawan godaan serta menjaga perilaku kita.Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surah Az-Zumar Ayat 10

اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ   ( الزمر: ١٠ )

“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” Hal ini menjadi pengingat bahwa setiap bentuk ketahanan dan kesabaran yang kita tunjukkan selama Ramadhan akan mendatangkan ganjaran yang luar biasa dari Allah.

Pertanyaannya sekarang, sudahkah kita mempersiapkan rasa sabar untuk menyongsong Ramadhan? Kita sering lupa bahwa sabar juga membutuhkan pemahaman dan ilmu. Sabar bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perilaku buruk, perkataan kasar, dan menjaga hati agar tetap bersih.

Sabar dalam Konteks Ramadhan

  1. Menahan Diri dari Nafsiah Ramadhan menuntut kita untuk menahan diri dari keinginan nafsiah. Mulai dari menahan lapar dan haus hingga menahan diri dari perilaku yang tidak bermanfaat. Inilah latihan nyata kesabaran.
  2. Sabar dalam Ibadah Kesabaran juga diperlukan dalam menjalankan ibadah, seperti qiyamul lail (sholat malam), tilawah Al-Quran, dan berbagai amalan sunnah lainnya. Memahami bahwa setiap ibadah membutuhkan konsistensi dan ketekunan.
  3. Sabar dalam Hubungan Sosial Ramadhan sering menjadi ajang uji untuk mengendalikan emosi dan menjaga hubungan sosial. Kesabaran dalam menghadapi perbedaan pendapat, menjaga tutur kata, dan berbuat baik kepada sesama menjadi kunci keberkahan Ramadhan.

Seni dan Keajaiban Sabar

Sabar bukan sekadar menahan diri, tetapi juga seni menghadapi setiap ujian dengan lapang dada. Mengutip Ibn Al-Qayyim, “Sabar itu seperti pohon yang akarnya dalam, dan buahnya manis.” Kesabaran membawa kebijaksanaan dan kebaikan yang melampaui sebatas fisik.

Dalam belajar sabar, kita juga belajar untuk bersyukur. Karena dengan sabar, kita dapat lebih memahami nikmat kehidupan dan kebesaran Allah. Ini adalah ilmu yang tak ternilai yang akan menuntun kita menuju keutamaan yang lebih tinggi.

Jadi, mari bersama-sama mempersiapkan Ramadhan dengan penuh kesabaran dan menggali seni serta keajaiban yang terkandung di dalamnya. Karena di setiap tetes kesabaran, Allah menanamkan keberkahan yang tak terhingga.

Selamat menyambut bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan keutamaan. Semoga setiap amalan kita diterima dengan sepenuh hati, dan kesabaran kita menjadikan setiap momen Ramadhan lebih berarti.