Santri MTs-MA Hidayatullah Yogyakarta Belajar Mandiri

Penulis: Hapsah (Al-Fatih Jurnalism Club)

           Tak asing ditelinga kita salah satu nasyid dari grup musik lawas “Raihan” dalam salah satu tembangnya yang berjudul, “Demi Masa” Nah apabila kita kembali memahami makna dari nasyid tersebut maka niscaya akan kita dapati petuah-petuah hidup yang sarat akan makna, agar tentunya kita bisa memanfaatkan waktu yang dianugerahkan Allah kepada kita untuk selalu berbuat kebaikan, supaya tidak menjadi golongan yang merugi di akhirat kelak. Sebagaimana yang termaktub dalam surah Al-Ashr,

وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

           “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr : 1-3)

           Kembali ke awal, dalam hadits Rasulullah ﷺ pernah mewasiatkan kepada kita untuk memperhatikan 5 perkara dari sebelum datang 5 perkara lainnya. Dalam sabda beliau :

           “Gunakan 5 perkara sebelum 5; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum kematianmu.” (HR. Hakim dan Al-Hakim menyatakan shahih dan disetujui Imam Adz-Dzahabi dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani walaupun sebagian ulama ada yang mendhaifkan karena sanadnya mursal)

Masa Muda Sebelum Masa Tua

           Banyak kita jumpai pemuda zaman sekarang dengan dalih mencari “Jati diri” malah terlanjur nyaman terperosok ke dalam jurang kemaksiatan, ketika diingatkan agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh syariat, kembali membela diri “ Mumpung masih muda, nanti saja tobatnya kalau sudah tua.”

           Sejatinya pola pikir seperti ini mutlak salah, justru yang seharunya gunakanlah masa mudamu dengan membiasakan diri untuk melakukan kebaikan kebaikan, karena yang menjadi kebiasaan kita kini akan menjadi kebiasaan kita nantinya. Maka sekali lagi mumpung masih muda mari kita jadikan kebaikan sebagai jalan hidup kita, Terlebih pemuda-pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah adalah orang-orang yang Allah berikan naungan nanti pada hari kiamat. Dimana dihari itu tidak ada naungan kecuali naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala saja. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلَّا ظِلُّهُ

           “Tujuh orang yang akan Allah berikan kepadanya naungan dimana dihari itu tidak ada naungan kecuali naunganNya.” Siapa diantaranya?

وشابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّه تَعالى

           “Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sehat Sebelum Sakit

           Berapa banyak orang yang diluar sana yang sekarang diberikan ujian oleh ﷲ berupa penyakit apapun itu macamnya, dan harapan mereka tak lain hanya ingin sembuh agar kembali bisa beraktifitas layaknya orang normal pada umumnya.

           Tatkala kita sakit, kita lebih bisa menghargai sehat, merasakan bahwa nikmat sehat begitu mahal, ikhtiar untuk pulih tentu saja menggelontorkan banyak dana. Pada saat sakit juga tubuh akan terasa lemah, kita tak memiliki kemampuan layaknya pada saat kita sehat. Maka ketika kita sehat, gunakan mata untuk melihat ayat-ayat Allah dan melindunginya dari hal maksiat, gunakan mulut kita untuk senantiasa mengingat Allah dan berkata yang baik atau diam, gunakan telinga kita untuk mendengar nasihat nasihat para ulama’ dan menhindari perkataan tak berguna, begitupun gunakan kaki, tangan, dan anggota tubuh kita untuk senantiasa taat pada Allah dengan melakukan kebaikan demi kebaikan.

Kaya Sebelum Miskin

           Engkau wahai orang kaya, apakah kamu kira kamu akan kaya seterusnya sampai mati? Belum tentu. Bisa jadi Allah cabut kekayaanmu karena engkau kurang bersyukur dan kamu jatuh miskin tanpa engkau sangka dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

           Harta memang menjadi ”racun” yang amat ampuh dalam menggelapkan mata manusia, begitu banyak kisah-kisah para manusia zaman dulu hingga zaman sekarang yang pada awalnya mereka merupakan seorang yang ahli ibadah namun tatkala diberikan ujian berupa harta dari ﷲ mereka menjadi gelap mata, menjadi angkuh, kikir, dan tidak bersyukur kepada tuhanNya. Lalu pada akhirnya ﷲ mencabut nikmat itu atas mereka dan diadzab oleh ﷲ dengan adzab yang pedih. Naudzubillah.

           Karena itu rezeki yang kita punya saat ini  hendaknya selalu patut kita syukuri dengan tidak lupa untuk selalu menyisihkan sebagian untuk orang yang membutuhkan, karena pada dasarnya pada harta kita terdapat hak untuk orang lain. Jangan gunakan harta untuk hal yang tidak bermanfaat atau bahkan mendatangkan mudhorot pada kita nantinya. Wal’iyadzubillah.

Luang Sebelum Sibuk

           Kesibukan kita terkadang melalaikan kita dari menjalankan kewajiban kita sebagai muslim, realita saat ini tuntutan pekerjaan, tugas yang menumpuk benar-benar menyita waktu kita dalam beribadah, lupa menuntut ilmu dan memperdalam agama. Manfaatkanlah waktu luangmu untuk melakukan hal-hal yang semakin meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah, dan ketika kita sibuk hendaknya sesibuk apapun kita janganlah lupa terhadap kewajiban kita terhadap Sang Pencipta

Hidup Sebelum Mati

           Tak ada seorang pun yang dapat memastikan kapan ia akan menemui ajalnya, maut pasti akan menghampiri sedangkan kita tak bisa lari atau sembunyi darinya. Saat kematian maka akan terputuslah semua amalan, menjadi penyesalan terbesar seluruh hidupnya apabila tidak mempersiapkan kematian ini dengan semaksimal mungkin. Dengan cara apa? Yaitu dengan cara berbekal amal sholih sebanyak banyaknya. Tatkala waktu itu terjadi maka tidak ada yang kita bawa kecuali amal sholih yang kita telah perbuat di dunia dan ia akan menjadi penolong kita di yaumil hisab kelak.

           Kesimpulannya adalah bagaimana kita selalu memanfaatkan nikmat dan kesempatan yang Allah berikan kepada kita dengan sebaik mungkin untuk selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi kehidupan ukhrowi yang kekal kelak dengan selalu berbekal dengan sebaik-baik bekalnya adalah ketakwaan, sebagaimana yang termaktub dalam kitabullah :

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ..

           “..Dan berbekallah kalian, maka sebaik baik bekal adalah taqwa.”

Wallahu a’lam bishowab