Demi memastikan astapet perjuangan da’wah islam dan tarbiyah tak terputus, MA Hidayatullah Yogyakarta menggelar Daurah Marhalah Ula Santri SMA/Sederajat dan Launching Halqah Ula untuk Santri tahun 1444H/2023M (DMU 2023). Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan santri peserta daurah agar memiliki kesiapan dalam mengembangkan kualitas diri menjadi kader Hidayatullah yang cerdas, disiplin dan militan.
Dengan mengusung tema “Menjadi Kader Hidayatullah yang Cerdas, Disiplin, dan Militan” menekankan pentingnya peningkatan kualitas para kader Hidayatullah dalam menyampaikan visi dan misi lembaga. Dengan demikian, para kader akan mampu berkontribusi dalam memberikan pencerahan kepada umat islam.
Penguatan Dasar Pemahaman Sistematika Wahyu
Dalam kegiatan ini, para peserta akan diberikan pemahaman tentang konsep SW (Sistematika Wahyu) sebagai manhaj gerakan yang mendasari organisasi Hidayatullah itu sendiri. Selain itu, para peserta juga akan dikenalkan dengan baik Hidayatullah sebagai organisasi pergerakan, baik organisasi induk, organisasi-organisasi pendukung, dan amal-amal usahanya, serta memiliki loyalitas dan kemampuan untuk berkontribusi dan berperan serta secara aktif di dalamnya.
Kegiatan ini diikuti oleh sedikitnya 2.838 peserta santri dari seluruh Indonesia, dengan 40 orang peserta santri dari Hidayatullah Yogyakarta dengan waktu pelaksanaannya adalah bulan Januari-Februari 2023 untuk persiapan, ceremonial pembukaan nasional pada 1 Maret 2023, dan kegiatan utama dilaksanakan dalam 2 gelombang, dengan Kampus Hidayatullah Yogyakarta mengikuti jadwal Gelombang 2 pada tanggal 8-11 Maret 2023.
Miftah Mahmudi, ketua penyelenggara DMU 2023 regional DI Yogyakarta, mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan agar santri dapat mengetahui jati diri Hidayatullah, yang menjadikan tarbiyah dan dakwah sebagai arus utama (mainstream) dan meniscayakan adanya kaderisasi yang terprogram dan dilaksanakan dengan baik dan berkelanjutan. Dengan demikian, para kader Hidayatullah mampu mewujudkan visi dan misi lembaga dalam upaya mewujudkan peradaban Islam.
Maulana Nabil Arrofi, salah seorang peserta santri kelas 11, mengungkapkan kesannya tentang kegiatan ini, yaitu bahwa pedoman dasar Hidayatullah adalah sistematika wahyu, yaitu 5 wahyu awal yang diterima Rasulullah SAW. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ini berhasil memberikan pemahaman yang cukup kepada para peserta tentang konsep SW sebagai manhaj gerakan Hidayatullah.
Kegiatan ini memiliki dampak yang sangat besar bagi para peserta, karena selain mengembangkan kualitas para kader Hidayatullah, kegiatan ini juga dapat memperkuat rasa persaudaraan antar santri dari berbagai daerah di Indonesia.