Santri MTs-MA Hidayatullah sedang Mengaji

Penulis: Yahya Hakim Al-Farizi (Al-Fatih Jurnalism Club)

           Manusia adalah salah satu makhluk terhebat dan tercanggih. Sistem tubuhnya menakjubkan di alam, dibentuk oleh Pencipta Manusia dengan proporsi yang pas. Menyimpan keajaiban dari Allah ta’ala. Menjadi sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah dan kebenaran Firman-Nya yang luar biasa. Tak perlu menilik jauh ke luar sana, cukup mendalami diri sendiri kita akan temukan bukti kebesaran Allah ta’ala. Mulai dari bagian terdalam sampai bagian terkecilnya, kita akan dapati ayat-ayat kebesarannya.

           Tubuh manusia yang terdiri atas daging dan tulang yang berbobot kurang lebih 60-70 Kg. Sebagaimana kita ketahui, kalau daging adalah salah satu material paling rentan di alam. Jika daging dibiarkan lama di lingkungan terbuka, maka daging itu bisa dipastikan membusuk dengan cepat, bahkan sampai dikerubungi belatung. Zat yang sangat rentan dan lemah ini menjadi salah satu dari bagian tubuh kita, bahkan mendominasi tubuh kita. Namun, ia bisa bertahan selama kurang lebih 60-70 tahun sepanjang usia kisaran manusia. Terpelihara tanpa rusak dan membusuk, dengan adanya peredarahan darah yang mensuplai dan kulit yang melindungi dari bakteri.

           Selain itu, tubuh manusia memiliki kemampuan yang luar biasa mengesankan. Misalnya pancaindra. Setiap organ pengindra adalah kejaiban. Manusia menjalani hidup dengan damai berkat semua indra ini. Indra penglihat, pencium, peraba, pendengar, dan pengecap, serta desainnya yang menakjubkan sesuai fungsinya tanpa cacat, memberi kebenaran bukti keberadaan pencipta itu semua. Allah ta’ala.

           Struktur yang menakjubkan ini tidak hanya ada pada pancaindra saja. Setiap organ memudahkan kita menjalani hidup adalah keajaiban tersendiri. Semuanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan kita. Coba saja, kalau misalkan kita hidup tanpa tangan, mungkin kita akan lebih kesusahan dalam menjalani hidup. Dan misalkan kita tidak diberi Allah kaki, atau jika tubuh kita tidak ditutupi kulit, tetapi oleh duri, sisik, atau bahkan lapisan yang keras ?

           Begitu pula, keberadaan sistem-sistem kompleks dalam tubuh manusia, seperti mekanisme pernapasan, metabolism reproduksi, kekebalan tubuh, dan estetika tubuh manusia, masing-masing adalah keajaiban tersendiri.

           Sebagaimana terlihat, dalam tubuh manusia banyak keseimbangan rumit. Semuanya menjalankan fungsinya dengan teratur, membantu kehidupan manusia. Walaupun seringkali atau bahkan kita tidak tau apa yang terjadi dalam tubuh kita sendiri. Contohnya kapan pencernaan makanan berawal atau berakhir dalam lambung, irama jantungnya, darah yang mengedarkan bahan-bahan yang dibutuhkan ke tempat-tempat yang tepat, penglihatan, dan pendengaran.

           Sebuah sistem tanpa cacat telah ditempatkan pada tubuh kita dan bekerja dengan sempurna. Inilah sistem ciptaan Allah, Pengatur semua urusan di Langit dan Bumi. Allah yang menciptakan segala sesuatu, setiap detail dan setiap makhluk hidup di alam semesta. Desain yang kita temui saat mendalami tubuh manusia adalah bukti keunikan dan ketiadaan cacat pada ciptaan Allah.

           Allah mengajak kita memperhatikan kesempurnaan jagat raya ini dalam surat Al-Mulk,

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ

           “Dialah yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidakkah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat, Kemudian ulangi pandangan (mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih” (Q.S. al-Mulk [67]: 3-4)

           Dan atas dasar ini, dijelaskan dalam Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)

           “Dia yang menciptakan tujuh langit. Setiap langit berada di atas langit yang sebelumnya tanpa bersinggungan antara satu langit dengan langit yang lain. Kamu tidak akan melihat -wahai manusia- pada ciptaan Allah ketimpangan atau ketidak teraturan. Maka perhatikan lagi, adakah kamu lihat suatu retakan atau tidak rata? Sekali-kali kamu tidak akan melihat itu, akan tetapi kamu hanya akan melihat ciptaan yang teratur dan detail.”

           Inilah sekelumit dari berjuta keseimbangan rumit didalam tubuh manusia. Semuanya diatur sedemikian rupa oleh Allah Pencipta semesta. Tak ada cacat dan ketimpangan. Maka kita sebagai manusia seharusnya bersyukur dan merenungkan tentang ciptaan-Nya. Bersyukur dengan tunduk pada-Nya dan tidak melanggar syariat-Nya. Tidak mengundang murka Allah dengan dosa yang kita lakukan, sehingga bencana tidak datang.

           Allah berfirman didalam Al-Qur’an,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلْكَرِيمِ ٱلَّذِى خَلَقَكَ فَسَوَّىٰكَ فَعَدَلَكَ فِىٓ أَىِّ صُورَةٍ مَّا شَآءَ رَكَّبَكَ

           “Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Mahamulia, yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,  dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu.”(Q.S. al-Infithar [82]: 6-8)

           Tulisan ini tidak cukup untuk menjelaskan bagaimana agungnya ayat-ayat Allah pada diri manusia, secara singkat saja kita meneliti sistem dan organ pada tubuh manusia, kita akan menyaksikan dengan jelas bukti penciptaan Allah yang seimbang dan tanpa cacat. Lalu bagaimana kalau kita lebih menelitinya daripada ini ? mungkin akan lebih banyak lagi yang kita akan dapatkan dari keagungan ayat-ayat Allah pada diri manusia, pada diri kita.

Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.