Penulis: Kamaluddin Arsyad Fadllillah (Al-Fatih Jurnalism Club)
Bulan Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam penanggalan Islam, ia hadir sebagai bulan penuh persiapan sebelum menghadapi Ramadhan yang penuh ampunan. Dengan harapan bahwa umat Islam berada pada fase terbaik untuk beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta’la dalam bulan Ramadhan. Maka tak heran jika Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam melakukan puasa sunnah pada bulan ini lebih banyak dibanding bulan lain.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid radhiallaahu ‘anhu :
“يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ“
“Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban”
Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam memberikan keutamaan khusus pada bulan ini. Bagaimana tidak ? dalam bulan tersebut amalan manusia dalam setahun dilaporkan kepada Allah ‘azza wa jalla oleh malaikat-Nya. Sehingga beliau suka ketika amalannya dilaporkan, beliau dalam keadaan berpuasa sehingga catatan amalnya ditutup dengan perbuatan baik.
Dalam hadits Riwayat an-Nasa’I no. 2317 :
“ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ“
“Itulah bulan dimana manusia melalaikannya”
Namun mengapa banyak orang yang melalaikan bulan ini padahal ada keutamaan khusus yang dimilikinya ? salah satu sebabnya adalah ia datang diantara bulan Rajab dan Ramadhan. Rajab merupakan salah satu bulan haram yang disebutkan oleh Al Qur’an. Pada masa jahiliyah orang-orang arab terdahulu sangat menaruh perhatian pada bulan Rajab karena dalam bulan tersebut mereka dilarang untuk melakukan peperangan. Sedangkan Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al–Qura’n. Maka bulan Sya’ban ini diapit oleh dua bulan yang istimewa bagi umat Islam, yang berakibat pada pelalaian bulan Sya’ban.
Penyebab lainnya yakni pada masa terdahulu, orang arab menjadikan Sya’ban sebagai bulan persiapan untuk mengumpulkan sumber mata air yang kemudian digunakan saat memasuki bulan Ramadhan, dimana bulan Ramadhan adalah bulan yang dipenuhi cuaca terik dan panas. Kemudian secara metafor Islam memaknai bahwa orang yang ingin menghapuskan dosanya dan memperbagus amal dibulan Ramadhan maka akan diberikan panas yang terik sebagai bentuk ujian baginya.
Disinilah bulan Sya’ban hadir sebagai bulan persiapan menghadapi bulan Ramadhan, dimana kita dituntut untuk menjaga hawa nafsu. Maka dianjurkan bagi umat Islam memaksimalkan bulan ini sebagai bulan penuh persiapan menuju Ramadhan yang penuh perjuangan.
Amalan yang dilakukan ketika orang lain lalai dalam melakukannya adalah lebih baik, maka dalam bulan sya’ban ini marilah kita ber-fastabiqul khairot untuk mencapai ridho Allah subhaanahu wa ta’ala. Dengan persiapan yang matang di bulan Sya’ban ini maka kita akan lebih siap dalam menghadapi bulan Ramadhan tanpa memrlukan waktu lagi untuk ber-adaptasi dengannya, Sehingga kita lebih fokus pada peningkatan kualitas amal Ibadah kita.
Wallahu a’lam bishowab
I want to to thank you for this very good read!! I certainly enjoyed every little bit of it. I have got you book-marked to check out new stuff you postÖ
thank you for your support! 😇🙏
we will try to always provide the best content
The point of view of your article has taught me a lot, and I already know how to improve the paper on gate.oi, thank you.
It’s great to be able to help you in improving the paper. 😇🙏
It’s hard to find knowledgeable individuals on this topic, but you sound like you already know what you’re speaking about! Thanks
Thank you for your warm support! 😇🙏
Please continue to support us in providing the best content.
Hmm it appears like your blog ate my first comment (it was extremely long) so I guess I’ll just sum it up what I wrote and say, I’m thoroughly enjoying your blog. I too am an aspiring blog writer but I’m still new to the whole thing. Do you have any points for first-time blog writers? I’d definitely appreciate it.
I’m truly thrilled that you had the courage to embark on this journey! 😇🙏
It’s particularly heartwarming to know that our blog brings you such joy. As an aspiring blog writer, feeling new to the whole process is completely natural. My heartfelt advice to you is to write from the depths of your soul, maintain consistency, embrace feedback, remain authentic, and never cease exploring the works of others. Always remember, every accomplished blogger was once a beginner. Revel in the voyage, keep expanding your knowledge, and never relinquish your writing aspirations. Wishing you the best of luck on your extraordinary blogging adventure! Let your inner voice resonate and illuminate your path.