Akhir Perjalan Baik: Kisah Indah Ananda Bilal Azizan

           Tak dapat dimungkiri, sebuah video yang terlintas membuat tertegun sekaligus kagum. Di dalamnya, terlihat seorang anak belia yang terbaring lemah di sebuah dipan rumah sakit. Ia adalah ananda Bilal Azizan, seorang santri tahfidz kelas 1 wustho di Pondok Pesantren Hidayatullah Ahlus Suffah, Balikpapan. Luka-luka dan bercak darah masih jelas terlihat di wajahnya akibat insiden yang telah dialaminya.

           Namun, ketika ajal menjemput, Bilal masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Meskipun wajahnya tersembunyi di balik alat bantu pernafasan dan selang oksigen, suara indahnya terus terdengar dengan jelas. Masya Allah, dalam keadaan yang sebegitu rapuh Allah Yang Maha Kuasa telah menggerakkan lidahnya untuk menyampaikan kebesaran ayat-ayat suci-Nya. Sungguh, momen ini amat sangat menggugah hati dan memberikan pelajaran mendalam tentang keajaiban kekuasaan-Nya yang tiada tanding.

           Ananda Bilal, putra dari pasangan ustadz Nasruddin DM dan ustadzah Aik Amanah, telah menyambut kematian dengan cara yang begitu indah. Ia menghadap Sang Pencipta di hari yang mulia, yaitu hari Jumat, yang menjadi penghulu segala hari bagi umat Muslim. Sesuatu yang menjadi impian setiap insan yang beriman.

           Pada pukul 24.31 tanggal 16 Juni 2023, ketika waktu isya telah terlewat, Bilal masih tetap berzikir dengan kawan-kawannya di rumah sakit, melanjutkan wirid tawajjuhat hingga tuntas. Bahkan, dokter-dokter yang mendampinginya memberikan pesan yang menggetarkan hati, “Sampaikan kepada orang tuanya, (bahwa Bilal) anak baik ini, luar biasa perjalanan hidupnya hingga mencapai akhir hayatnya.”

           Setiap muslim merindukan akhir hidup yang indah, penuh berkah dan kebaikan. Harapan itu tak pernah lepas dari doa-doa saat menjalankan shalat fardhu dan sunnah, ketika melangkah ke hadapan-Nya di sepertiga malam dalam tahajud, bahkan di setiap saat dan tempat. Doa-doa itu memohon agar kelak kita bisa mengakhiri perjalanan hidup ini dengan penuh kebaikan, dan memperoleh husnul khotimah yang membahagiakan. Terbayanglah kebahagiaan itu, terasa dalam sanubari, dan semangat pun membara untuk mewujudkannya.

           Sebagai seorang hafiz Al-Qur’an, ananda Bilal mewariskan ayat-ayat yang dibacakannya menjelang wafat sebagai renungan bagi setiap muslim. Pesan pengingat bahwa pertolongan Allah Ta’ala akan senantiasa mengiringi perjalanan tarbiyah dan dakwah umat-Nya. Yakini bahwa segala gangguan dan pengkhianatan yang ditemui dalam perjananan perjuangan sebagai umat Islam akan mendapatkan balasan dari Allah Ta’ala.

           Dalam potongan video tersebut, terpancar suara merdu ananda Bilal membacakan ayat 2 dari Surah Al-Hashr terucap dengan indah, menggugah hati, menggetarkan jiwa, dan meresap dalam relung sanubari. Tafsir Ibnu Katsir yang dituangkan dalam ayat ini mengungkapkan sebuah renungan yang mendalam. Renungan tentang akibat mengerikan yang menanti mereka yang berani menentang perintah-Nya, yang mengingkari kebenaran yang diutuskan Rasul-Nya, dan yang dengan sombong mendustakan Kitab-Nya. Laksana kisah tragis yang tak terbayangkan, Allah dengan tegas akan membalas mereka dari arah yang tak terduga. Hina dan terhempas dalam kehinaan dunia ini, serta menemui siksa yang pedih di penghujung masa.

           Di saat tenggelam dalam kesedihan mendalam, mari sempatkan lantunan doa tulus dari hati dengan penuh pengharapan. Ya Allah, semoga Engkau menempatkan ananda Bilal Azizan di tempat terbaik di sisi-Mu. Biarkanlah ia berada di surga-Mu yang penuh kebahagiaan dan kedamaian. Dan kepada keluarga yang ditinggalkan, kami mendoakan agar terus tegar dalam keikhlasan dan kesabaran mereka menghadapi ujian berat ini. Engkau-lah tempat mengadu, Engkaulah pelindung yang sejati. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.

(Sumber: Jiho)