Yogyakarta – Kabar menggembirakan datang dari Pesantren Hidayatullah Yogyakarta! Dua santri berbakat, Faiz Abdul Aziz dan Abdul Hamid Mujahid, berhasil mengharumkan nama pesantren dengan meraih Juara 1 dalam cabang Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) di ajang bergengsi tingkat nasional, Sahabatqu Competition 2024 ke-3. Kegiatan ini diselenggarakan pada 16-17 November 2024 di Yogyakarta oleh Pesantren SahabatQu dengan tema “Wujudkan Talenta Generasi Muda Mendunia”.
Faiz Abdul Aziz, santri kelas 8B, meraih Juara 1 cabang MHQ 3 Juz, sementara Abdul Hamid Mujahid, santri kelas 8A, menjadi Juara 1 cabang MHQ 5 Juz. Prestasi ini merupakan bukti nyata dari komitmen Pesantren Hidayatullah Yogyakarta dalam mencetak “Pesantren Asik Berprestasi” dan mendorong “Santri Juara” untuk terus mengembangkan “Bakat Santri” di berbagai bidang.
Perjalanan Kompetisi: Menginspirasi dan Membanggakan
Sahabatqu Competition 2024 ke-3 adalah salah satu ajang kompetisi tahunan paling bergengsi bagi para santri/pelajar tingkat SMP/MTs terutama di Yogyakarta. Dengan tema “Wujudkan Talenta Generasi Muda Mendunia”, kegiatan ini dirancang untuk memotivasi generasi muda dalam mengasah bakat, terutama di bidang keislaman, akademik, seni dan olahraga.
Diselenggarakan selama dua hari oleh Pesantren SahabatQu, yakni pada Sabtu-Minggu, 16-17 November 2024, acara ini berlangsung dari pukul 08.00 pagi hingga 15.00 siang. Kompetisi diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk para santri berbakat dari berbagai pesantren ternama.
Panitia pelaksana mengemas acara ini dengan penuh semangat. Berbagai cabang lomba yang dipertandingkan meliputi MHQ, kaligrafi, futsal, dan public speaking. Faiz dan Abdul Hamid yang mewakili Pesantren Hidayatullah Yogyakarta pun mampu tampil maksimal di tengah ketatnya persaingan.
Kemenangan yang Penuh Makna
Kemenangan Faiz Abdul Aziz dan Abdul Hamid Mujahid bukan hanya sekadar prestasi, melainkan juga bukti nyata hasil pembinaan intensif di Pesantren Hidayatullah Yogyakarta. Dalam wawancara singkat, Faiz menyampaikan rasa syukurnya, “Alhamdulillah, kemenangan ini adalah hasil dari doa, kerja keras, dan dukungan dari asatidz kami di pesantren.”
Sementara itu, Abdul Hamid menambahkan, “Kami diajarkan untuk tidak hanya menghafal Al-Qur’an, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga prestasi ini menjadi awal dari langkah kami untuk terus membawa keberkahan dan manfaat bagi umat.”
Dukungan Pesantren Hidayatullah: Pesantren Asik yang Berprestasi
Sebagai “Pesantren Asik Berprestasi”, Hidayatullah Yogyakarta telah lama dikenal sebagai pesantren yang tidak hanya fokus pada hafalan Al-Qur’an, tetapi juga pada pengembangan potensi akademik, seni, dan bakat lain dari para santrinya. Sistem pendidikan di pesantren ini menggabungkan nilai-nilai Islami dengan metode pembelajaran modern, sehingga santri mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa melupakan akarnya sebagai seorang Muslim.
Kepala Madrasah Pesantren Hidayatullah Yogyakarta, ustadz M Rifki Saputra S.Pd.I, mengungkapkan rasa bangganya, “Prestasi ini menunjukkan bahwa santri kami tidak hanya pandai di dalam kelas, tetapi juga mampu bersaing di tingkat nasional. Kami akan terus mendukung mereka untuk menjadi generasi Qur’ani yang berprestasi.”
Proses Persiapan: Kunci Sukses Santri Juara
Sebelum berlaga di kompetisi, Faiz dan Abdul Hamid hampir tidak menjalani persiapan khusus secara intensif bersama Asatidz. Hal ini dikarenakan dalam keseharian Kegiatan Balajar Mengajar (KBM) di Pesantren Hidayatullah Yogyakarta sendiri selalu ditekankan untuk meningkatkan kualitas hafalan, memperbaiki tajwid, serta menjaga konsistensi murajaah (mengulang hafalan).
Proses pembinaan ini menunjukkan bahwa keberhasilan seorang santri tidak terlepas dari bimbingan para guru, dukungan pesantren, dan tentunya semangat dari santri itu sendiri. Dengan adanya program seperti ini, Pesantren Hidayatullah terus berupaya mencetak “Santri Juara” yang mampu bersaing di berbagai bidang.
Menanamkan Nilai-Nilai Islami Melalui Kompetisi
Salah satu hal yang membuat kompetisi ini istimewa adalah fokusnya pada pengembangan talenta generasi muda dalam bingkai nilai-nilai Islami. Tidak hanya menjadi ajang untuk menunjukkan kemampuan, kompetisi ini juga mengajarkan para peserta tentang pentingnya menjaga adab, kejujuran, dan sikap rendah hati meski telah meraih prestasi.
Pesantren Hidayatullah Yogyakarta melihat kemenangan ini sebagai langkah awal untuk terus berkontribusi dalam membangun generasi muda yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia. Dalam sambutannya, ustadz Ahmad Mujahid Fatahillah S.H, salah satu ustadz yang mendampingi santri menyampaikan, “Menjadi juara itu penting, tetapi menjadi manusia yang membawa manfaat bagi banyak orang jauh lebih utama. Itulah yang selalu kami tanamkan kepada para santri.”
Harapan untuk Masa Depan
Kemenangan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang Faiz dan Abdul Hamid dalam menggapai mimpi mereka sebagai generasi Qur’ani yang berprestasi. Pesantren Hidayatullah Yogyakarta berharap agar prestasi ini dapat menginspirasi santri lainnya untuk terus mengembangkan potensi mereka.
Dengan komitmen yang kuat dalam mendukung santri, Pesantren Hidayatullah Yogyakarta yakin akan terus melahirkan lebih banyak “Santri Juara” yang mampu bersaing, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional.
Mari kita doakan agar Faiz, Abdul Hamid, dan seluruh santri lainnya terus diberikan kemudahan dan keberkahan dalam menuntut ilmu serta mengukir prestasi. Aamiin.